JKT48 Novel Fan Fiction
(Part 9)
“Cuitt..cuitt..cuitt...”.
Suara burung yang seakan-akan tengah bernyanyi dengan riangnya dan sinar
matahari yang dengan terangnya menembus
celah-celah jendela kamarnya telah berhasil membuat Melody terbangun dari
tidurnya.
“Kring.. kring...” suara handphone Melody berdering tepat disamping kasurnya. Dengan perasaan malas Melody pun mengangkat panggilan itu.
“Ya, dengan siapa ?”. Ucap Melody menanyakan sosok yang menelphone nya pagi-pagi itu.
“Kamu ada dimana cepat kesini kita latihan!”. Jawab Frieska berteriak. Dia pun sudah berada ditempat latihan saat itu bersama member JKT48 lainnya,namun masih sedikit yang berkumpul.
“Iya bawel ahh,sebentar lagi aku kesana”. Balas Melody dengan malasnya sembari mematikan panggilannya.
Melody pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke depan kaca besar yang ada dikamar hotel itu. Dia buka tirai besar yang menutupi kaca itu.
“Srakkk . . .” pemandangan kota Tokyo dari atas pun terpampang dengan indahnya.
Melody pun bersantai sejenak ditemani dengan secangkir teh hangat sembari melihat orang-orang yang berjalan di trotoar,burung-burung yang terlihar bermain di angkasa,dan melihat gedung-gedung pencakar langit dari kamarnya yang terletak dilantai 5 itu.
“Indah sekali,andai kamu ada disini”. Ucap Melody dalam hati sembari tersenyum halus.
Dia buka foto-foto dirinya bersama Zakky dulu dihandphone miliknya. Mata Melody pun terlihat berkaca-kaca dan dengan sedikit senyum yang menghiasi bibir indahnya.
Sementara itu Zakky pun tengah dirawat dirumah sakit, karena tembakan Toni kemarin hanya menyasar ke perut nya saja. Bukan ke jantungnya. Sehingga dia pun masih terselamatkan,
“Hari ini aku akan menjenguknya,semoga keadaannya makin membaik”. ucap Melody dalam hati sembari bangkit dari tempat duduknya untuk bersiap latihan hari itu.
“Kring.. kring...” suara handphone Melody berdering tepat disamping kasurnya. Dengan perasaan malas Melody pun mengangkat panggilan itu.
“Ya, dengan siapa ?”. Ucap Melody menanyakan sosok yang menelphone nya pagi-pagi itu.
“Kamu ada dimana cepat kesini kita latihan!”. Jawab Frieska berteriak. Dia pun sudah berada ditempat latihan saat itu bersama member JKT48 lainnya,namun masih sedikit yang berkumpul.
“Iya bawel ahh,sebentar lagi aku kesana”. Balas Melody dengan malasnya sembari mematikan panggilannya.
Melody pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke depan kaca besar yang ada dikamar hotel itu. Dia buka tirai besar yang menutupi kaca itu.
“Srakkk . . .” pemandangan kota Tokyo dari atas pun terpampang dengan indahnya.
Melody pun bersantai sejenak ditemani dengan secangkir teh hangat sembari melihat orang-orang yang berjalan di trotoar,burung-burung yang terlihar bermain di angkasa,dan melihat gedung-gedung pencakar langit dari kamarnya yang terletak dilantai 5 itu.
“Indah sekali,andai kamu ada disini”. Ucap Melody dalam hati sembari tersenyum halus.
Dia buka foto-foto dirinya bersama Zakky dulu dihandphone miliknya. Mata Melody pun terlihat berkaca-kaca dan dengan sedikit senyum yang menghiasi bibir indahnya.
Sementara itu Zakky pun tengah dirawat dirumah sakit, karena tembakan Toni kemarin hanya menyasar ke perut nya saja. Bukan ke jantungnya. Sehingga dia pun masih terselamatkan,
“Hari ini aku akan menjenguknya,semoga keadaannya makin membaik”. ucap Melody dalam hati sembari bangkit dari tempat duduknya untuk bersiap latihan hari itu.
* * *
“Ayo
yang semangat dong push-up nya ! ! !”. Teriak koreografer JKT48 yang kerap
dipanggil Sensei itu. Dia juga merupakan koreografer dari AKB48, maka dari itu
dia sangat disiplin dalam melatih member.
Diruang latihan yang serba kaca itu terlihat Ayana,Shania,Nabilah,Beby,Frieska dan beberapa member lainnya tengah melakukan push-up.
Semua member tampak kelelahan dan terlihat berteriak terus agar semangatnya pun berkobar.
“JKT . . .48! JKT. . . 48! JKT . . . 48!”. Teriak mereka dengan kompak dan semangatnya.
Tetapi teriakan itu tetap saja tak berpengaruh,yang ada mereka tambah kecapaian.
Ayana pun tampak tidak tahan lagi.
“Sensei, boleh aku minta waktu istirahat sebentar? Aku sangat kecapaian”. Ucap Ayana dalam bahasa Jepang dengan wajah memelas berharap pada Sensei nya itu agar keinginannya dipenuhi.
Sensei nya pun mendekati Ayana dan berbicara dalam bahasa Jepang.
“Kamu ingin konser besar mu nanti berjalan baik bukan? Makanya jangan mengeluh!”. Teriak Sensei itu dengan tegasnya yang membuat Ayana tutup mata karena ketakutan.
Semua member yang tengah berada di sana pun tertawa melihat Ayana yang barusan dimarahi Sensei galak itu.
“Wahahahaha, dasar Ayana masa baru sebentar udah mau minta istirahat sih”. Ucap Shania mencoba mentroll Ayana.
Sensei yang berada didepan Ayana pun berbalik ke arah Shania.
“Kenapa kamu tertawa !?”. Teriak Sensei itu kembali pada Shania. Shania pun terdiam dan hanya bisa menatap kebawah lantai karena takut melihat wajah Sensei yang terlihat menyeramkan itu.
Ayana pun terlihat tertawa tertahan dan mencoba membalas mentroll Shania dengan berbisik.
“Kasian deh,sekarang giliran kamu yang kena marah hihihi”. Ucap Ayana sembari menyenggol Shania.
Shania pun hanya bisa terdiam dan hanya memanyunkan kan bibirnya.
Pintu pun terlihat terbuka yang langsung dimasuki oleh Stella,Sendy,Kinal,dan Melody yang sudah terlihat cantik sekali pagi itu dengan baju training dan sepatu dance yang melekat di masing-masing kaki mereka.
“Dari mana saja kalian ?”. Ucap Sensei itu dalam bahasa Jepang yang langsung diterjemahkan oleh translater yang berada didalam ruangan itu juga.
“Kami habis makan pagi bersama tadi sewaktu diperjalanan menuju kesini”. Ucap Sendy dengan gugupnya,karena mereka sudah telat beberapa menit waktu itu.
Melihat sensei yang tengah sibuk mengobrol dengan Melody,Stella,Sendy,dan Kinal, Nabilah pun tak tinggal diam dan memanfaatkan keadaan itu untuk istirahat.
“Istirahat dulu push-up nya,sensei kan lagi ga ngeliat kita”. Ucap Nabilah berhenti push-up dan langsung duduk bersila sembari melihat ekspresi-ekspresi kakak-kakak angkatnya di JKT48 yang terlihat tengah diceramahi sensei mereka.
Ayana,Shania,dan Beby pun mengikuti ajak Nabilah tadi dan berhenti melakukan push-up.
Sensei pun melihat tingkah laku mereka saat itu. Tak tinggal diam, sensei pun langsung bertindak.
“Siapa yang suruh berhenti ! ! !”. Teriak Sensei dengan kencang nya pada para member yang sedang istirahat saat itu yang langsung membuat Stella,Sendy,Kinal,dan Melody yang ada dihadapannya saat itu dengan sigap menutup telinga mereka.
Nabilah,Ayana,Shania,dan Beby pun kalang kabut langsung mengambil posisi masing-masing untuk melakukan push-up kembali.
“Ya sudah kalian gabung buat pemanasan dulu sana sama mereka”. Ucap sensei sembari menunjuk Nabilah dan lainnya yang saat itu tengah melakukan sit up.
Mereka pun bergabung dan melakukan pemasan bersama2.
Diruang latihan yang serba kaca itu terlihat Ayana,Shania,Nabilah,Beby,Frieska dan beberapa member lainnya tengah melakukan push-up.
Semua member tampak kelelahan dan terlihat berteriak terus agar semangatnya pun berkobar.
“JKT . . .48! JKT. . . 48! JKT . . . 48!”. Teriak mereka dengan kompak dan semangatnya.
Tetapi teriakan itu tetap saja tak berpengaruh,yang ada mereka tambah kecapaian.
Ayana pun tampak tidak tahan lagi.
“Sensei, boleh aku minta waktu istirahat sebentar? Aku sangat kecapaian”. Ucap Ayana dalam bahasa Jepang dengan wajah memelas berharap pada Sensei nya itu agar keinginannya dipenuhi.
Sensei nya pun mendekati Ayana dan berbicara dalam bahasa Jepang.
“Kamu ingin konser besar mu nanti berjalan baik bukan? Makanya jangan mengeluh!”. Teriak Sensei itu dengan tegasnya yang membuat Ayana tutup mata karena ketakutan.
Semua member yang tengah berada di sana pun tertawa melihat Ayana yang barusan dimarahi Sensei galak itu.
“Wahahahaha, dasar Ayana masa baru sebentar udah mau minta istirahat sih”. Ucap Shania mencoba mentroll Ayana.
Sensei yang berada didepan Ayana pun berbalik ke arah Shania.
“Kenapa kamu tertawa !?”. Teriak Sensei itu kembali pada Shania. Shania pun terdiam dan hanya bisa menatap kebawah lantai karena takut melihat wajah Sensei yang terlihat menyeramkan itu.
Ayana pun terlihat tertawa tertahan dan mencoba membalas mentroll Shania dengan berbisik.
“Kasian deh,sekarang giliran kamu yang kena marah hihihi”. Ucap Ayana sembari menyenggol Shania.
Shania pun hanya bisa terdiam dan hanya memanyunkan kan bibirnya.
Pintu pun terlihat terbuka yang langsung dimasuki oleh Stella,Sendy,Kinal,dan Melody yang sudah terlihat cantik sekali pagi itu dengan baju training dan sepatu dance yang melekat di masing-masing kaki mereka.
“Dari mana saja kalian ?”. Ucap Sensei itu dalam bahasa Jepang yang langsung diterjemahkan oleh translater yang berada didalam ruangan itu juga.
“Kami habis makan pagi bersama tadi sewaktu diperjalanan menuju kesini”. Ucap Sendy dengan gugupnya,karena mereka sudah telat beberapa menit waktu itu.
Melihat sensei yang tengah sibuk mengobrol dengan Melody,Stella,Sendy,dan Kinal, Nabilah pun tak tinggal diam dan memanfaatkan keadaan itu untuk istirahat.
“Istirahat dulu push-up nya,sensei kan lagi ga ngeliat kita”. Ucap Nabilah berhenti push-up dan langsung duduk bersila sembari melihat ekspresi-ekspresi kakak-kakak angkatnya di JKT48 yang terlihat tengah diceramahi sensei mereka.
Ayana,Shania,dan Beby pun mengikuti ajak Nabilah tadi dan berhenti melakukan push-up.
Sensei pun melihat tingkah laku mereka saat itu. Tak tinggal diam, sensei pun langsung bertindak.
“Siapa yang suruh berhenti ! ! !”. Teriak Sensei dengan kencang nya pada para member yang sedang istirahat saat itu yang langsung membuat Stella,Sendy,Kinal,dan Melody yang ada dihadapannya saat itu dengan sigap menutup telinga mereka.
Nabilah,Ayana,Shania,dan Beby pun kalang kabut langsung mengambil posisi masing-masing untuk melakukan push-up kembali.
“Ya sudah kalian gabung buat pemanasan dulu sana sama mereka”. Ucap sensei sembari menunjuk Nabilah dan lainnya yang saat itu tengah melakukan sit up.
Mereka pun bergabung dan melakukan pemasan bersama2.
2 jam kemudian . . .
“Ya latihan kali ini cukup sampai disini, mari kita berdoa menurut kepercayaannya masing-masing semoga konser kita besok hari akan berjalan sukses. Berdoa dimulai”. Ucap Kinal memimpin doa sebagai kapten dari JKT48 tim J.
Semua member pun terlihat menunduk dan berdoa dalam benaknya masing-masing.
“Berdoa selesai, ayo satukan tangan semuanya”.
Semua memberpun menyatu membuat lingkaran dan menumpukkan tangan mereka ke tangan member lainnya.
“JKT48 . . . yeaahhh! ! !” Teriak semua member dengan semangatnya dan sudah tak sabar untuk bertemu hari esok.
“Ya latihan kali ini cukup sampai disini, mari kita berdoa menurut kepercayaannya masing-masing semoga konser kita besok hari akan berjalan sukses. Berdoa dimulai”. Ucap Kinal memimpin doa sebagai kapten dari JKT48 tim J.
Semua member pun terlihat menunduk dan berdoa dalam benaknya masing-masing.
“Berdoa selesai, ayo satukan tangan semuanya”.
Semua memberpun menyatu membuat lingkaran dan menumpukkan tangan mereka ke tangan member lainnya.
“JKT48 . . . yeaahhh! ! !” Teriak semua member dengan semangatnya dan sudah tak sabar untuk bertemu hari esok.
Saat pulang dari tempat latihan, Melody dan Frieska pun terlihat
tengah berjalan kaki di trotoar.
“Kak kenapa sih, kok dari tadi murung terus? Jelek loh, kak Zakky pasti baik-baik aja kok. Jangan khawatir gitu”. Ucap Frieska menasehati Melody sembari terus memakan ice cream yang ada ditangannya.
Melody pun tertawa kecil mendengar ocehan Frieska barusan.
“Huhh dasar anak kecil sok tau, kamu tuh yang jelek. Kakak mah cantik terus”. Balas Melody sembari mencubit pipi nya sampai-sampai mulut Frieska jadi celemotan ice cream gara-gara kelakuan Melody.
“Ihh kakak, bilang aja lagi galau. Ya kannn ?”. Balas Frieska kembali sembari mencibirinya.
“Enggak, kakak kan hebat ga kayak kamu”. Balas Melody sembari mencibirinya kembali dan berlari menjauhi Frieska.
“Ehhh pake ngatain lagi, awas ya tunggu aku!”. Teriak Frieska sambil ikut berlari dibelakang Melody.
Hari itu mereka habiskan bermain di sekitar trotoar itu dengan bahagianya, kebersamaan mereka pun sangat terasa hari itu.
Sore pun menjelang, tampak sudah banyak orang belalu lalang di trotoar yang mereka jalani saat itu.
“Ayo waktunya pulang, nanti kecapean loh. Kita kan harus siapin stamina buat besok”. Ucap Melody pada Frieska sembari menarik tangannya.
Mereka pun akhir nya pulang ke hotel.
“Kak kenapa sih, kok dari tadi murung terus? Jelek loh, kak Zakky pasti baik-baik aja kok. Jangan khawatir gitu”. Ucap Frieska menasehati Melody sembari terus memakan ice cream yang ada ditangannya.
Melody pun tertawa kecil mendengar ocehan Frieska barusan.
“Huhh dasar anak kecil sok tau, kamu tuh yang jelek. Kakak mah cantik terus”. Balas Melody sembari mencubit pipi nya sampai-sampai mulut Frieska jadi celemotan ice cream gara-gara kelakuan Melody.
“Ihh kakak, bilang aja lagi galau. Ya kannn ?”. Balas Frieska kembali sembari mencibirinya.
“Enggak, kakak kan hebat ga kayak kamu”. Balas Melody sembari mencibirinya kembali dan berlari menjauhi Frieska.
“Ehhh pake ngatain lagi, awas ya tunggu aku!”. Teriak Frieska sambil ikut berlari dibelakang Melody.
Hari itu mereka habiskan bermain di sekitar trotoar itu dengan bahagianya, kebersamaan mereka pun sangat terasa hari itu.
Sore pun menjelang, tampak sudah banyak orang belalu lalang di trotoar yang mereka jalani saat itu.
“Ayo waktunya pulang, nanti kecapean loh. Kita kan harus siapin stamina buat besok”. Ucap Melody pada Frieska sembari menarik tangannya.
Mereka pun akhir nya pulang ke hotel.
Tak terasa waktu pun telah beranjak malam, Melody pun tengah
bersiap untuk menjenguk Zakky yang tengah dirawat di rumah sakit.
“Kakak mau kemana?”. Tanya Frieska sembari memakan cemilan
yang ada ditangannya itu.
“Kakak mau ke rumah sakit, mau nengok kak Zakky sebentar. Kamu tinggal sendiri dulu ya, hati-hati loh kalau sendirian”. Jawab Melody mencoba men troll adiknya itu.
Frieska pun tampak menunjukkan ekspresi kejengkelannya pada Melody setelah mendengar perkataan kakaknya barusan.
“Kenapa emangnya kalau sendirian? lagian aku kan udah gede”. Balas Frieska yang sudah tak memperhatikan TV yang dihadapannya saat itu, tapi memperhatikan dengan wajah serius nya Melody.
“Loh, emang hantu mandang usia ya? Kakak berangkat dulu ya!”. Jawab Melody sekenanya sambil tertawa meninggalkan Frieska seorang diri dikamar itu.
Frieska pun hanya terdiam mendengar perkataan Melody tadi dan tak beberapa detik kemudian dia pun dengan reflek langsung berlari ke kamar Kinal.
“Ting tung. . . .”. Bel kamar Kinal tengah dibunyikan oleh Frieska.
Kinal yang tengah asik memasak pun langsung meninggalkan masakannya dan pergi ke depan pintu kamarnya.
“Kakak mau ke rumah sakit, mau nengok kak Zakky sebentar. Kamu tinggal sendiri dulu ya, hati-hati loh kalau sendirian”. Jawab Melody mencoba men troll adiknya itu.
Frieska pun tampak menunjukkan ekspresi kejengkelannya pada Melody setelah mendengar perkataan kakaknya barusan.
“Kenapa emangnya kalau sendirian? lagian aku kan udah gede”. Balas Frieska yang sudah tak memperhatikan TV yang dihadapannya saat itu, tapi memperhatikan dengan wajah serius nya Melody.
“Loh, emang hantu mandang usia ya? Kakak berangkat dulu ya!”. Jawab Melody sekenanya sambil tertawa meninggalkan Frieska seorang diri dikamar itu.
Frieska pun hanya terdiam mendengar perkataan Melody tadi dan tak beberapa detik kemudian dia pun dengan reflek langsung berlari ke kamar Kinal.
“Ting tung. . . .”. Bel kamar Kinal tengah dibunyikan oleh Frieska.
Kinal yang tengah asik memasak pun langsung meninggalkan masakannya dan pergi ke depan pintu kamarnya.
Pintu pun terbuka.
“Frieska, ngapain malem-malem ke sini?”. Ucap Kinal bertanya pada Frieska sembari menggiringnya masuk kedalam dan langsung duduk disofa ruang tengah kamar nya.
Frieska pun tampak malu saat ditanya seperti itu dan dengan malu-malu dia pun menceritakannya.
“Janji ya jangan kasih tau siapa-siapa?”. Ucap Frieska sembari mengacungkan jari kelingkingnya.
Kinal pun hanya mengangguk dan menggaitkan kelingkingnya ke kelingking Frieska sebagai tanda perjanjian.
“Aku takut, soalnya aku tadi ditinggal Melody sendirian dikamar”. Ucap Frieska dengan nada datar nya dan berharap semoga Kinal tak mentertawakannya.
“Frieska, ngapain malem-malem ke sini?”. Ucap Kinal bertanya pada Frieska sembari menggiringnya masuk kedalam dan langsung duduk disofa ruang tengah kamar nya.
Frieska pun tampak malu saat ditanya seperti itu dan dengan malu-malu dia pun menceritakannya.
“Janji ya jangan kasih tau siapa-siapa?”. Ucap Frieska sembari mengacungkan jari kelingkingnya.
Kinal pun hanya mengangguk dan menggaitkan kelingkingnya ke kelingking Frieska sebagai tanda perjanjian.
“Aku takut, soalnya aku tadi ditinggal Melody sendirian dikamar”. Ucap Frieska dengan nada datar nya dan berharap semoga Kinal tak mentertawakannya.
Suasana pun hening sesaat dan tak beberapa lama kemudian
disusul dengan gelak tawa dari Kinal yang tak diharapkan Frieska saat itu.
“Hahahahah, masa ditinggal sendirian aja takut sih Fries? Padahal kamu udah kelas 3 SMA loh, bentar lagi kan kuliah tuh”. Balas Kinal mentroll Frieska dan terus tertawa.
Frieska pun cemberut dan langsung membalas Kinal.
“Apa nya yang lucu sih, aku kan cewek. Wajar aja dong kalau aku takut sendirian”. Balas Frieska sembari mencubit keras pipi Kinal yang terus tertawa itu.
Kinal pun mengaduh kesakitan tetapi tetap saja tertawa, mungkin dia hendak mentroll Frieska habis-habisan saat itu.
“Hahaha habis lucu banget sih, masa kelas 3 SMA takut ditinggal sendiri dikamar. Kan lucu”. Jawab Kinal kembali sembari terus mentertawai Frieska.
Frieska pun mulai jengkel dan memutar otak, mencari cara agar bisa menghentikan Kinal yang tengah mentroll dirinya saat itu.
“Ketawa mulu ih, hati-hati disamperin jelangkung loh. Jelangkung . . Jelangkung datang lah kemari”. Balas Frieska mencoba mentroll Kinal dengan ekspresi menyeramkannya itu.
Kinal pun terdiam dan langsung menceramahi Frieska.
“Ehh jangan dimainin dong, itu bisa jadi mantra loh dan siapa tau dia emang dateng kesini beneran?”. Ucap Kinal dengan lugu nya.
Frieska pun tertawa dan langsung menjawab.
“Gak mungkin lagi, kita kan lagi di Jepang. Mana mungkin dia mau jauh-jauh dari Indonesia datang ke sini cuman buat nyamperin kita doang hahaha”.
Mereka pun tertawa bersama dan tak beberapa lama kemudian Frieska dan Kinal pun mencium suatu bau, bau tak sedap yang langsung mengundang kegelisahan mereka berdua.
“Hahahahah, masa ditinggal sendirian aja takut sih Fries? Padahal kamu udah kelas 3 SMA loh, bentar lagi kan kuliah tuh”. Balas Kinal mentroll Frieska dan terus tertawa.
Frieska pun cemberut dan langsung membalas Kinal.
“Apa nya yang lucu sih, aku kan cewek. Wajar aja dong kalau aku takut sendirian”. Balas Frieska sembari mencubit keras pipi Kinal yang terus tertawa itu.
Kinal pun mengaduh kesakitan tetapi tetap saja tertawa, mungkin dia hendak mentroll Frieska habis-habisan saat itu.
“Hahaha habis lucu banget sih, masa kelas 3 SMA takut ditinggal sendiri dikamar. Kan lucu”. Jawab Kinal kembali sembari terus mentertawai Frieska.
Frieska pun mulai jengkel dan memutar otak, mencari cara agar bisa menghentikan Kinal yang tengah mentroll dirinya saat itu.
“Ketawa mulu ih, hati-hati disamperin jelangkung loh. Jelangkung . . Jelangkung datang lah kemari”. Balas Frieska mencoba mentroll Kinal dengan ekspresi menyeramkannya itu.
Kinal pun terdiam dan langsung menceramahi Frieska.
“Ehh jangan dimainin dong, itu bisa jadi mantra loh dan siapa tau dia emang dateng kesini beneran?”. Ucap Kinal dengan lugu nya.
Frieska pun tertawa dan langsung menjawab.
“Gak mungkin lagi, kita kan lagi di Jepang. Mana mungkin dia mau jauh-jauh dari Indonesia datang ke sini cuman buat nyamperin kita doang hahaha”.
Mereka pun tertawa bersama dan tak beberapa lama kemudian Frieska dan Kinal pun mencium suatu bau, bau tak sedap yang langsung mengundang kegelisahan mereka berdua.
Kinal pun angkat bicara mengenai bau yang diciumnya itu.
“Fries, kamu cium bau ini ga?” ucap Kinal sembari menghirup udara dikamarnya itu dengan seksama.
“Iya, perasaan ku jadi ga enak Nal. Kira-kira ini bau apa ya?”. Jawab Frieska sembari ikut menghirup udara dikamar nya itu.
Kinal pun terdiam dan langsung shock setelah menyadari apa yang terjadi.
“Ini kan bau . . . . . “
“Fries, kamu cium bau ini ga?” ucap Kinal sembari menghirup udara dikamarnya itu dengan seksama.
“Iya, perasaan ku jadi ga enak Nal. Kira-kira ini bau apa ya?”. Jawab Frieska sembari ikut menghirup udara dikamar nya itu.
Kinal pun terdiam dan langsung shock setelah menyadari apa yang terjadi.
“Ini kan bau . . . . . “
* * *
Hujan
pun dengan derasnya turun membasahi seluruh wilayah Tokyo. Udara dingin yang
begitu menusuk hingga ketulang sangat dirasakan seluruh warga Tokyo saat itu,
begitu pula Melody.
Saat itu dia tengah mengenakan jaket tebal,penutup telinga,serta tas ransel. Dia terlihat tengah berdiri di pinggir jalan saat itu, berteduh dengan payung yang ada ditangan kanannya serta melambaikan tangan kearah taxi, dia pun menaiki taxi untuk pergi kerumah sakit. tempat Zakky di rawat saat itu.
Taxi pun melaju dengan kencang nya yang membuat kaca taxi yang ditumpanginya itu berembun.
Melody pun iseng-iseng membuat tulisan dikaca mobil nya itu. Berbagai macam tulisan dituliskannya di kaca itu,mungkin dia tengah meluapkan perasaan yang ada dihati nya saat itu.
Supir taxi pun hanya tersenyum melihat tingkah Melody itu.
Saat itu dia tengah mengenakan jaket tebal,penutup telinga,serta tas ransel. Dia terlihat tengah berdiri di pinggir jalan saat itu, berteduh dengan payung yang ada ditangan kanannya serta melambaikan tangan kearah taxi, dia pun menaiki taxi untuk pergi kerumah sakit. tempat Zakky di rawat saat itu.
Taxi pun melaju dengan kencang nya yang membuat kaca taxi yang ditumpanginya itu berembun.
Melody pun iseng-iseng membuat tulisan dikaca mobil nya itu. Berbagai macam tulisan dituliskannya di kaca itu,mungkin dia tengah meluapkan perasaan yang ada dihati nya saat itu.
Supir taxi pun hanya tersenyum melihat tingkah Melody itu.
Tak beberapa lama kemudian sampailah dia dirumah sakit Tokyo
itu, rumah sakit yang terlihat sangat berbeda dengan kebanyakan rumah sakit
yang ada di Indonesia. Bersih,rapi,megah,elegant semua bercampur menjadi satu.
“Ruangan untuk saudara Zakky ada dimana bu?”. Tanya Melody terhadap ibu penerima tamu yang berada didepan pintu masuk rumah sakit itu dengan memakai bahasa Inggrisnya.
Ibu itu pun mengotak atik komputer yang ada dihadapannya itu dan langsung memberi nomor ruangan yang ditempati Zakky saat itu.
“Thank you”. Ucap Melody dengan senyumnya sembari berjalan meninggalkan ibu itu.
“Ruangan untuk saudara Zakky ada dimana bu?”. Tanya Melody terhadap ibu penerima tamu yang berada didepan pintu masuk rumah sakit itu dengan memakai bahasa Inggrisnya.
Ibu itu pun mengotak atik komputer yang ada dihadapannya itu dan langsung memberi nomor ruangan yang ditempati Zakky saat itu.
“Thank you”. Ucap Melody dengan senyumnya sembari berjalan meninggalkan ibu itu.
Kreeekk . . . pintu kamarnya pun terbuka, Melody pun
langsung melihat Zakky yang terbaring ditempat tidurnya. Tertidur dengan buku
dan sebuah pensil yang ada ditangannya. Dengan penasaran Melody pun menutup
pintu dan duduk di sebelah tempat tidur Zakky. Di ambil nya buku yang ada
ditangan Zakky itu, terlihat semacam diary kecil.
Melody pun tertawa kecil melihat diary yang di miliki Zakky itu. Jarang-jarang lelaki mempunyai diary seperti ini.
Di buka nya diary itu, dibacanya satu persatu.
“Hari itu aku sangat bangga terhadap diriku sendiri. Dimana ketika diriku yang saat itu menyelamatkan Melody, berkorban untuk nya, dan membuktikan seberapa besar cintaku terhadap dirinya.
Mungkin aku tak bisa memiliki nya, karena dia kan masih didalam JKT48 dan lagi pula dia mungkin hanya menganggapku sebagai sahabatnya saja. Akan tetapi, paling tidak aku sudah bisa menunjukkan keseriusan ku terhadap nya. Biarlah dia anggap diriku ini hanya sebagai sahabat nya saja, aku cinta kamu Mel”.
Melody pun tertawa kecil melihat diary yang di miliki Zakky itu. Jarang-jarang lelaki mempunyai diary seperti ini.
Di buka nya diary itu, dibacanya satu persatu.
“Hari itu aku sangat bangga terhadap diriku sendiri. Dimana ketika diriku yang saat itu menyelamatkan Melody, berkorban untuk nya, dan membuktikan seberapa besar cintaku terhadap dirinya.
Mungkin aku tak bisa memiliki nya, karena dia kan masih didalam JKT48 dan lagi pula dia mungkin hanya menganggapku sebagai sahabatnya saja. Akan tetapi, paling tidak aku sudah bisa menunjukkan keseriusan ku terhadap nya. Biarlah dia anggap diriku ini hanya sebagai sahabat nya saja, aku cinta kamu Mel”.
Melody pun tersenyum haru setelah membaca diary kecil Zakky
itu, dengan lembut dia pun berkata.
“Untuk apa kau pendam semua perasaan mu ini, itu hanya akan menyakiti dirimu. Jika kau memang lelaki sejati, tumpahkan saja perasaan mu terhadapku itu secara langsung, agar perasaan mu menjadi lega dan nyaman. Dasar pemalu”. Ucap Melody dengan berbinar-binar dan tertawa kecil sembari mengelus-elus rambut tipis Zakky.
Waktu pun sudah menunjukkan pukul 10 malam, Melody pun memutuskan untuk pulang.
“Pemalu, aku pulang dulu ya. Cepet sembuh ya”. Ucap Melody pada Zakky sembari mencium kening nya.
Ketika Melody beranjak dari kursi, Zakky pun menangkap pergelangan tangannya.
Masih dalam keadaan tertidur Zakky pun tersenyum tipis. Melody pun hanya tersenyum melihat tingkah Zakky itu dan melepaskan genggaman tangannya itu dengan perlahan.
Melody pun pulang kembali kehotel dengan menggunakan taxi. Hujan pun tampak sudah teduh, membuat bulan yang tadinya tertutup oleh awan tebal hujan kembali menampakkan diri dengan indahnya, bagaikan tengah menemani Melody yang merasakan kesedihan yang mendalam saat itu.
“Untuk apa kau pendam semua perasaan mu ini, itu hanya akan menyakiti dirimu. Jika kau memang lelaki sejati, tumpahkan saja perasaan mu terhadapku itu secara langsung, agar perasaan mu menjadi lega dan nyaman. Dasar pemalu”. Ucap Melody dengan berbinar-binar dan tertawa kecil sembari mengelus-elus rambut tipis Zakky.
Waktu pun sudah menunjukkan pukul 10 malam, Melody pun memutuskan untuk pulang.
“Pemalu, aku pulang dulu ya. Cepet sembuh ya”. Ucap Melody pada Zakky sembari mencium kening nya.
Ketika Melody beranjak dari kursi, Zakky pun menangkap pergelangan tangannya.
Masih dalam keadaan tertidur Zakky pun tersenyum tipis. Melody pun hanya tersenyum melihat tingkah Zakky itu dan melepaskan genggaman tangannya itu dengan perlahan.
Melody pun pulang kembali kehotel dengan menggunakan taxi. Hujan pun tampak sudah teduh, membuat bulan yang tadinya tertutup oleh awan tebal hujan kembali menampakkan diri dengan indahnya, bagaikan tengah menemani Melody yang merasakan kesedihan yang mendalam saat itu.
Dari luar kaca tampak taxi yang ditumpanginya tengah
melewati gedung tua, tempat dimana dia di culik oleh Toni kemarin. Melody pun
memutuskan untuk berhenti disitu dan membayar taxi.
Setelah taxi meninggalkan dirinya, suasana pun sangat sepi. Angin yang dengan halus bertiup membuat rambut Melody menjadi tergerai yang membuat dirinya tampak sangat cantik.
Dengan berani Melody pun melangkah kan kaki memasuki gedung tua itu, dia ingin mencari tahu sesuatu disana.
Setelah taxi meninggalkan dirinya, suasana pun sangat sepi. Angin yang dengan halus bertiup membuat rambut Melody menjadi tergerai yang membuat dirinya tampak sangat cantik.
Dengan berani Melody pun melangkah kan kaki memasuki gedung tua itu, dia ingin mencari tahu sesuatu disana.
Di masukinya satu persatu ruangan yang ada didalam gedung
tua itu, dari lantai 1 hingga akhir nya sampai dilantai 3.
Akhirnya sampailah dia di kamar bersejarah itu. Kamar dimana tempat Melody yang tak berdaya saat itu. Tak berdaya karena ketakutan yang mendera nya, Tempat disaat dirinya merasakan kasih sayang dari Zakky, Tempat dimana Toni hendak berbuat keji terhadap dirinya. Semua tercampur menjadi satu kenangan didalam hati nya. Kenangan yang tak akan terlupakan seumur hidupnya.
Di masukinya kamar itu,di perhatikannya dengan seksama. Tampak ada sebuah meja dan kursi yang ada dipojokan kamar itu. Dengan rasa penasaran dia dekati meja itu dan ketika dia membuka laci meja itu.
“What are you doing in here?!”. Ucap pemuda itu dengan lantang nya sembari menepuk pundak Melody dari belakang.
Bersambung ke JKT48 Novel Fan Fiction Part 10 (Last Part) (Created by admin #AZR)
Akhirnya sampailah dia di kamar bersejarah itu. Kamar dimana tempat Melody yang tak berdaya saat itu. Tak berdaya karena ketakutan yang mendera nya, Tempat disaat dirinya merasakan kasih sayang dari Zakky, Tempat dimana Toni hendak berbuat keji terhadap dirinya. Semua tercampur menjadi satu kenangan didalam hati nya. Kenangan yang tak akan terlupakan seumur hidupnya.
Di masukinya kamar itu,di perhatikannya dengan seksama. Tampak ada sebuah meja dan kursi yang ada dipojokan kamar itu. Dengan rasa penasaran dia dekati meja itu dan ketika dia membuka laci meja itu.
“What are you doing in here?!”. Ucap pemuda itu dengan lantang nya sembari menepuk pundak Melody dari belakang.
Bersambung ke JKT48 Novel Fan Fiction Part 10 (Last Part) (Created by admin #AZR)
bau yg d cium kinal itu pasti masakan gosong
ReplyDeletepart 10 nya mana nih :v wkwk
ReplyDelete