KERTAS PUTIH DAN PENSIL WARNA
(Inspirasi by Shania Junianatha)
(Inspirasi by Shania Junianatha)
“Weyyyy!!”
teriak Intan sambil menepuk pundak Shania “Eh..” Shania pun kaget, “Ngelamun
mulu, ada apa sih?”, Tanya Intan, Shania menjawab . “Nggak ada apa-apa kok,
kamu kalo dateng ke sekolah bisa lebih siang dari ini? Lihat dong udah jam 7
baru dateng, hmmm” , ”Jalanan macet neng, hehe” jawab Intan “Alasan” sahut
Shania “Paling telat bangun lagi” sambung Shania. “Itu juga bener sih, hahaha”
jawab Intan.Bel masuk pun berbunyi, pelajaran pertama adalah Kimia dan guru mapel
ini terkenal sangat ‘killer’.“Pagi anak-anak” sapa guru Kimia “Pagi Pak Guru”
jawab murid serentak.“Baiklah sekarang keluarkan PR kalian” sambung guru Kimia
“Mati aku, bukunya ketinggalan dirumah” kata Intan didalam hati sambil menepuk
jidatnya.“Ngapain kamu? Nggak bawa PR ya?” Tanya Shania “Iya nih” jawab Intan
sambil mencari buku di dalam tas, “Kok bisa ketinggalan sih?” Tanya Shania
lagi. Belum sempat Intan menjawab, guru Kimia menghampiri Intan dan bertanya
“Mana PR mu?”,”Anu Pak.. Ketinggalan dirumah.Hehe” jawab Intan, “Keluar dari
kelas sekarang! Hormat ke tiang bendera sampai istirahat nanti!” bentak guru
Kimia “Tap..Tapi Pak…..” jawab Intan. Guru Kimia langsung memotong perkataan
Intan “Tidak ada tapi-tapian keluar sekarang!”,”I..Iy..Iya Pak” Intan pun
keluar dari kelas menuju ke tiang bendera. Shania yang melihat sahabatnya
dihukum hanya menggelengkan kepala sambil berkata didalam hati “Dasar bocah
kemplung, udah tau gurunya killer, masih aja ditinggal PRnya, hmmm”. Bel
istirahat berbunyi, Shania menghampiri Intan di dekat tiang bendera “Udah
istirahat nih, ke kantin yuk” ajak Shania “Yuk” jawab Intan “Gila bener tuh
guru nggak bisa woles, capek tau berdiri terus” gerutu Intan “Salah kamu juga
kali, udah tau gurunya gitu, PRnya masih ditinggal segala” sahut Shania. “Iya
deh..mau makan apa kamu?” Tanya Intan. “Bakso dong” jawab Shania “Dari dulu
bakso mulu, pantesan pipi udah kayak bakso, hahaha” ejek Intan.“Biarin!” jawab
Shania. “haha enggak-enggak canda doang” jelas Intan, “Bang, bakso 1 nasi goreng
1 es teh nya 2 yaa” kata Intan ke pedagang di kantin “Siaappp” jawab pedagang
itu. Pesanan pun datang Shania dan Intan langsung memakannya dan membayarnya.Bel
masuk berbunyi “Balik yuk” kata Intan.Shania berdiri kemudian mereka berjalan
kearah kelas.Mereka melanjutkan pelajaran dengan lancar sampai waktu bel pulang
berbunyi. Saat keluar dari gerbang Intan berkata “Eh shan, temenin aku ke toko
buku yuk”,”Toko buku? Tumben banget ngajakin ke toko buku” jawab Shania “Ya
cuma mau kesana aja, ayo dong plisss” sahut Intan “Ya udah deh, tapi kita naik
apa?” Tanya Shania “Naik elang… ya naik mobilku lah, itu udah ada disitu.Kamu
buruan izin sama orang tuamu biar nggak dicariin” jelas Intan “Iya iya”.Mereka
pun berangkat ke toko buku.Sesampainya di toko buku “Eh tan, aku kesana ya mau
liat-liat novel dulu” kata Shania “Oke deh” jawab Intan. Intan pun langsung
mencari buku yang ia cari “Nah ini dia” kata Intan dalam hati. Intan langsung
menuju kasir untuk membayar bukunya lalu dimasukkan ke dalamtas. Intan
menghampiri Shania “Shan, udah? Pulang yuk”, “Iya” mereka keluar dari toko buku
dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Shania “Nggak mampir dulu?” Tanya
Shania “Enggak, udah sore banget ini. Lain kali aja ya” jawab Intan “Oke,
hati-hati dijalan ya” sambung Shania, “Iya” jawab Intan. Sesampainya dirumah
Intan beristirahat sejenak lalu membaca buku itu dengan detail.Ayah dan Ibunya
pun penasaran dengan apa yang ia baca “Baca apa sih nak kok sampai serius
gitu?” Tanya Ibunya “Eh, bu..bukan apa-apa kok mah” jawab Intan. “Sudah malam,
sebaiknya kamu istirahat.Jaga kesehatan kamu, jangan terlalu lelah” sambung Ibunya
“Iya, eh Mah, tanah yang didaerah ****** itu boleh aku pake nggak?” Sahut Intan
“Mau dibuat apa memangnya?” Tanya Ayahnya “Mau dibuat taman sama rumah pohon
buat hadiah ulang tahun Shania, Pah. Boleh yaa?” pinta Intan. “Baiklah kalo itu
maumu” kata Ayahnya setuju “Terimakasih ya, Pah!” jawab Intan “Ya udah
mah..pah.. aku tidur dulu ya”, ”Iya nak” jawab Ayah dan Ibunya secara bersamaan.
Keesokan harinya adalah hari Minggu, Intan dan orang suruhan Ayahnya berangkat
ke daerah ******.Sesampainya ditempat tujuan Intan melihat sekelilingnya lalu
berkata kepada orang suruhan Ayahnya, “Ini dibuat seperti ini, dan disitu
dibuat seperti ini, saya juga akan membantu kalian”, “Baiklah” kata orang yang
disuruh oleh Ayahnya.Mereka semua bekerja termasuk Intan.Dan akhirnya
pekerjaanpun selesai, Intan sangat bahagia dan berkata dalam hati “Kalau ini
adalah pemberianku yang terakhir untuknya semoga dia tidak kecewa” ucapnya sambil
tersenyum.HP Intan berbunyi, ternyata itu telfon dari sahabatnya yaitu Shania.
“Halo Shan, ada apa?” Tanya Intan “Besok jangan lupa ada PR Fisika!” jawab
Shania “Iya, terus kenapa?” sahut Intan “Ya nggak papa sih, Cuma ngingetin aja
biar nggak dihukum kayak kemarin” sambung Shania “Iya iya makasih ya udah
ngingetin” jawab Intan “Ya sama-sama, udah dulu ya” jawab Shania sambil menutup
telfon. Setelah semua selesai dikerjakan Intan langsung pulang kerumah,
diperjalanan pulang tiba-tibaia merasakan sakit dikepala tetapi ia mencoba
menyembunyikan rasa sakit itu. Sesampainya dirumah saat ia membuka pintu,
tiba-tiba ia jatuh pingsan dan Ibunya berteriak “Ya ampun nak!! Kamu kenapa ?!”
Ayahnya yang mendengar teriakan Ibunya langsung menghampiri “Sebaiknya cepat
kita bawa kerumah sakit mah, jangan-jangan penyakitnya kambuh” kata Ayah Intan
dengan panik “Iya, Pah”.Orang tua Intan langsung membawanya kerumah sakit.Keesokan
harinya disekolah, “Pasti itu anak telat lagi, hmm. Dasar orang itu” kata
Shania dalam hati . Bel masuk pun berbunyi akan tetapi Intan tetap belum datang
juga “Kemana sih itu anak, jam segini belum dateng juga” gerutu Shania. Sampai
pelajaran pertama selesai pun Intan tidak datang juga “Sepertinya dia nggak
masuk, tapi kemana ya?Kenapa nggak ngabarin dulu” kata Shania dalam hati.Bel
istirahat berbunyi “Shan, Intan kemana? Kok nggak masuk sekolah?” Tanya salah
satu teman sekelasnya “Nggak tau juga, aku aja nggak dikabarin” jawab Shania
“Oh..yaudah, mau ke kantin bareng nggak?” ajak temannya “Enggak deh mau dikelas
aja, hehe” jawab Shania. “Yaudah deh” Shania pun ditinggal di kelas sendiri.Shania
langsung mengambil HPnya dan mengirim pesan yang isinya “Woy kenapa nggak masuk
sekolah?Lupa ya hari ini hari Senin?” beberapa saat Shania menunggu balasan pesan
dari Intan tetapi tidak ada jawaban.Ia memutuskan untuk menelfon Intan akan
tetapi HP Intan sedang tidak aktif, itu menambah rasa khawatirnya. “Duh, ni
anak kemana sih” Tanya Shania dalam hati. Hari itu Shania tetap berfikir
positif.“Pasti dia besok udah masuk” katanya dalam hati meyakinkan dirinya
sendiri jika sahabatnya dalam keadaan baik baik saja. Keesokan harinya Shania
kembali menunggu Intan, akan tetapi Intan tidak masuk sekolah lagi. Karena rasa
khawatir Shania sudah melebihi batasnya ia putuskan untuk ke rumah Intan saat
pulang sekolah nanti. Bel pelajaran usai telah berbunyi, Shania langsung menuju
ke rumah Intan. “Permisi” kata Shania sambil mengetuk pintu “Iya” kata seorang
perempuan dari dalam rumah Intan dan saat membuka perempuan itu berkata
“Oh..non Shania” ternyata perempuan tadi adalah pembantu di rumah Intan.
“Intannya ada dirumah, Bi?” Tanya Shania “Lho, Non Shania belum tau kalau Non
Intan baru di rawat dirumah sakit?” kata bibi balik bertanya “Apa?! Intan
dirawat dirumah sakit ?!Kenapa , Bi?!” jawab Shania kaget “Saya juga kurang tau
Non, sepertinya kanker otak Non tapi sebaiknya Non Shania langsung ke rumah
sakit di daerah ****** aja” jelas bibi. “Kanker otak?! Ya ampun..yaudah makasih
ya, bi”. Dan Shania langsung menuju ke rumah sakit dimana sahabatnya dirawat,
dia masih shock mengetahui sahabatnya memiliki penyakit yang parah,akan tetapi
saat perjalanan menuju rumah sakit Shania mengalami kecelakaan. Dan dibawa
kerumah sakit yang sama dengan Intan. Saat Intan sadar dari komanya selama 2
hari, Intan mendapat kabar bahwa Shania mengalami kecelakaan dan dirawat
dirumah sakit yang sama dengannya. Intan sangat terpukul mendengar sahabatnya
mengalami kecelakaan.Intan meminta Ibunya untuk memanggil dokter yang merawat
Shania, permintaannya pun dikabulkan.“Selamat sore nak Intan” kata seorang
dokter “Selamat sore, Dok. Bagaimana keadaan Shania?” Tanya Intan. “Shania
mengalami luka parah dibagian kepala dan kemungkinan matanya jadi tidak dapat
melihat lagi. Dia sekarang belum sadarkan diri” jelas dokter, “Apa?! Apa yang
bisa membuat Shania bisa melihat lagi, Dok?” Tanya Intan “Dia dapat melihat
kembali jika ada donor mata untuknya” kata dokter “Ya sudah nak Intan saya
harus mengurusi pasien saya yang lain” sambung dokter. “Iya, terimakasih ya
Dok” kata Intan. Saat Ibunya masuk ke kamar Intan, dia berkata “Mah, bisa bawa
aku ke kamar dimana Shania dirawat?”, “Tapi nak, kondisi kamu..” belum selesai
Ibunya menjawab Intan berkata “Tolong mah antarkan aku”, “Baiklah” jawab
ibunya. Intan dibawa kekamar dimana sahabatnya dirawat.Di luar kamar Shania
terlihat Ibunya menangis.“Mah, sepertinya itu mamanya Shania” kata Intan “Iya
benar juga, mama mau kesana dulu, kamu di kamar Shania sendiri ya” jawab
Ibunya.Ibu Intan lalu menghampiri Ibunya Shania untuk menenangkan karena Ibu
Shania terlihat sangat sedih.Saat masuk kamar Shania, air mata Intan mengalir
sangat deras melihat sahabatnya terbaring kaku diatas ranjang dan penuh luka di
tubuhnya, lalu Intan berkata “Ya ampun Shan, kenapa kamu bisa begini” sambil
memegang tangan sahabatnya. Tiba-tiba Intan merasa sakit dikepalanya “Ya Tuhan
ini terlalu cepat untukku” kata Intan dalam hati, ia mencoba tenang agar sakit
dikepalanya ditak semakin menjadi-jadi. Saat Intan melihat wajah Shania
teringat kenangan manis yang mereka lalui bersama selama ini. Setelah beberapa
saat Intan bersama Shania, Ibunya masuk untuk mengajak kembali kekamarnya untuk
beristirahat, Intan pun mengiyakan ajakan Ibunya. Saat akan kembali ke kamar
Intan dan Ibunya berpapasan dengan Ayahnya, lalu mereka berjalan bersama menuju
kamar dimana Intan dirawat. Sesampainya di kamar Intan berkata “Mah.. Pah..?”,
“Iya? Kenapa nak?” jawab Ayah dan Ibunya “Aku mau ngedonorin mataku untuk
Shania” kata Intan. Ayah dan ibunya terdiam sejenak “Kamu yakin dengan
keputusanmu itu nak?” kata Ibu Intan sambil meneteskan air mata “Aku yakin mah,
aku mau disisa hidupku tidak sia-sia. Aku sadar selama ini aku hanya membuang
waktu dengan minum obat yang hanya menahan rasa sakitku ini bukan untuk
menghilangkannya. Shania juga sudah membuatku sadar arti sahabat mah, aku nggak
tau kalau aku nggak kenal sama Shania akan kah aku bisa bertahan hidup lebih
lama, aku mohon mah. Jika itu adalah hal terakhir yang bisa aku lakukan untuk
Shania, maka akan aku lakukan. Aku ingin tetap melihat sahabatku tersenyum
bahagia melihat dunia ini mah” jelas Intan secara tegas. Ayah dan Ibunya pun
menangis, dan akhirnya “Baiklah nak jika itu sudah menjadi keputusanmu” kata
Ayah Intan. Keesokan harinya Intan menjalani operasi mata dengan sahabatnya,
dalam hati Intan berkata “Terimakasih Tuhan telah mengirimkan sahabat sebaik
Shania, semoga mata ini bisa membuat Shania melihat kebahagiaan hidup walaupun
itu tanpaku”.Saat jalannya operasi orang tua Intan tidak berhenti menangis dan
berdoa begitu juga orang tua Shania yang berterima kasih mau mendonorkan mata
untuk Shania.Operasi mata berhasil, Intan sekarang telah tiada, saat pemakaman
tidak terlihat Shania karena masih berada dirumah sakit.Beberapa hari kemudian
Shania sudah dapat melihat lagi, dia merasa senang lalu berkata “Mah Intan
kemana ya?Dia nyariin aku nggak?Kan sudah beberapa hari ini aku nggak pernah
ketemu” kata Shania. Ibu Shania hanya diam dan menunduk, lalu memberanikan diri
untuk berbicara “Coba kamu lihat ke cermin nak” Shania pun langsung melihat ke
cermin tapi ia bingung kenapa harus melihat cermin. “Udah mah, sekarang apa?”
Tanya Shania “Lihat kearah mata” sambung ibunya menahan tangis, Shania melihat
matanya “Kamu tau itu mata siapa?” sambung ibu Shania “A..Aku nggak tau mah” jawab
Shania “Itu mata Intan” jelas ibunya sambil meneteskan air mata.Shania pun
menangis, dia merasakan sedih yang amat dalam.Dan meminta Ibunya mengantarkan
dia ke pemakaman Intan.Di pemakaman Intan, Shania tak henti-hentinya menangis
melihat makam orang yang selama ini membuat hari-harinya berwarna.Saat dipemakaman
Shania bertemu dengan orang tua Intan. Mereka menitipkan surat yang beberapa
hari lalu ditulis oleh Intan sebelum meninggal dunia dan memberi alamat agar
Shania mendatangi tempat itu. Shania hanya boleh membuka surat itu ketika ia
mendatangi alamat tersebut. Hari selanjutnya tepat di hari ulang tahun Shania,
Shania pergi ke tempat yang alamatnya diberikan oleh orang tua Intan dan
membaca suratnya. Shania sangat terkejut saat tiba ditempat tersebut, karena
ada tanaman membentuk nama Shania dan perlahan Shania membaca surat dari Intan
yang isinya :“Selamat ulang tahun
Shania!!! Semoga sehat selalu dan sukses terus ya!!! :D oh iya, gimana
tamannya? Bagus nggak?hehe. Semoga kamu suka ya Shan.Maafin aku ya, hari ini
aku nggak bisa nemenin kamu ngerayain ulang tahun kamu, tapi aku pasti doain
kamu terus kok. Mungkin sekarang raga kita nggak akan pernah bertemu lagi, tapi
aku selalu ada di mata kamu, aku seneng bisa kenal sama kamu, maaf ya aku nggak
pernah cerita soal penyakit aku .Aku nggak mau kamu sedih gara-gara aku
sakit.Dan terimakasih juga kamu udah mau jadi temen aku yang baikkkk banget
yang ngingetin aku kalo ada PR yang selalu nemenin aku dimana aja, makasiihhh
banget ya.Kalo ibaratnya aku itu kertas putih dan kamu adalah pensil yang
mewarnai kertas putih itu, hehe. Sekarang gantian aku yang ngasih sesuatu buat
kamu semoga kamu suka ya :Ddan kalo kamu bête atau kangen sama aku dateng ke
tempat ini aja:D Intan” . Shania menangis membaca surat itu
Shania merasa ia benar-benar kehilangan sesuatu yang berharga dihidupnya. Dan
Shania pun berkata “Terimakasih Intan, kamu udah mau jadi kertas putih untuk
pensil warna ini”.
TAMAT
Min, kenapa setiap fanfict akhirnya ada yg meninggal mulu -.-
ReplyDeletehahaha kebanyakan fanfict itu imajinasi tinggi banget yee =)) pake dramatis segala hahahaha :)) :>)
ReplyDeleteIya nieh,masa stiap cerita ada yng sakit nd di akhir ada yng meninggal min
ReplyDeletekeren,tapi di kasih space or enter dong heheh pusing jadi satu paragraf tapi panjang gitu -_-
ReplyDeleteBagus ya.. gue terhura ampe nangis hikss;'<
ReplyDeleteKeren bgt fanfict nya dua jempol deh :D
ReplyDeleteSumpah 4 jempol utk mu min, sedih banget.... :''(
ReplyDelete