“Arief..!!”
“aaaa Kinal..!! sudah 2 tahun kita
tidak bertemu”
“kamu kemana aja selama 2 tahun ini
rif?”
“hmm aku sekolah diluar kota nal”
(Jawab arief sambil tersenyum kepada kinal)
“oohh hahaha aku kira kamu kabur dari
rumah hahaha”
“enak aja kamu!” (sambil jitak kepala
kinal)
“hahaha kamu apa kabar rif?”
“baik ko, kalo kamu
nal?”
“emm baik ko hihihi” (Jawab kinal
sambil tersenyum menahan sakit diperutnya)
Mereka
pun berbincang-bincang disuatu cafe didekat sekolah mereka yang dulu, 2 jam pun
berlalu begitu saja. Tiba-tiba wajah kinal berbuah menjadi agak pucat dan Arief
pun bertanya:
“Nal, ko muka kamu jadi pucat gitu?”
“ah masa? Engga ko rif hehehe”
“iya bener nal, muka kamu pucat. Ada
yang kamu sembunyiin dari aku ya?”
“hahaha engga ko rif, tenang aja..
selaw” (Jawab kinal sambil tersenyum)
“yakin? Aku gak suka dibohongin loh
nal..”
“iya ko rif hehehe” *dalam hati
kinal* “Aku bukannya gak mau jujur rif, tapi aku gak mau kamu jadi kepikiran
dengan penyakitku ini..”
“ooh bagus deh”
Hari
pun menjadi gelap dan tidak terasa sudah 6 jam mereka mengobrol dicafe
tersebut, lalu mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing..
Hari
telah berganti menjadi hari yang sangat cerah, Arief berencana mengajak Kinal
untuk berolahraga disekitar senayan..
“mumpung hari ini ada CFD nih
disenayan, gue harus ngajak kinal kesana!” (ucap Arief dalam hatinya)
Arief
pun berlari dengan semangatnya kerumah Kinal...
“Assalamulaikum..”
“Waalaikumsalam.. ooh kamu rif, apa
kabar?” (Jawab ibunya kinal)
“baik ko tante.. oiya ada Kinal nya
gak?
“ada ko, sebentar tante panggil dulu
ya... Kinal kinal ada arief nih!”
“eh kamu rif, ada apa dateng
pagi-pagi kerumah ku?
“ini nal.. aku mau aja kamu ke CFD di
daerah senayan itung-itung olahraga, kamu mau kan?”
“hmm oke deh aku mau tapi tunggu
sebentar ya, aku mau ganti baju dulu”
“oke sip, aku tunggu”
*15 menit kemudian*
“Hai rif, ayo kita jalan”
“okeeee”
Mereka
berdua pun pamit ke orang tua kinal dan berjalan ke halte busway yang tidak
jauh dari rumah kinal.. Selang beberapa lama mereka sampai dihalte busway dan
mereka pun naik busway dengan tujuan Gelora bung karno..
“Ko kamu diem aja nal?”
“aah gapapa ko rif” (tiba-tiba perut
kinal terasa sakit lagi)
Mereka
telah sampai dihalte busway GBK dan tidak membuang-buang waktu mereka pun
olahraga di jalan-jalan daerah senayan.. tidak berapa lama wajah Kinal pun
terlihat pucat lagi dan Kinal pun Pingsan. Hal itu membuat arief panik dan
berteriak minta tolong kepada warga yang sedang berolahraga.
Kinal pun dibawa kerumah sakit, arief
pun menelpon orang tua kinal.. tidak selang beberapa lama orang tua Kinal pun
datang dan berkata:
“Rif! Kinal kenapa?”
“mmm Kinal pingsan tante”
“Pingsan karna apa?!”
“ennngggaak tau tante, tadi pas lari
kinal tiba-tiba pingsan gitu aja”
Dokter pun keluar dari ruang UGD dan
berkata:
“Anda orang tua kinal?”
“Iya dok!” (Jawab ibunya kinal)
“Ibu bisa ikut keruangan saya
sebentar, ada hal yang harus saya bicarakan dengan ibu”
“Baik dok”
Sampai diruangan dokter, dan dokter berkata:
“Ibu tau penyakit apa yang ada
ditubuh anak ibu?”
“Engga dok, anak saya tidak pernah
bercerita tentang penyakit kepada saya”
“Penyakit anak ibu sudah terlalu akut
untuk disembuhkan, jalan satu-satu nya iyalah melalui jalur oprasi
pencangkokan”
“Memang penyakit anak saya apa dok?”
(Jawab ibunya kinal sambil menangis)
“Penyakit anak ibu, Gagal ginjal
stadium akhir”
“Ya tuhaaaaaaaaannn!!” (Teriak ibunya
kinal diruangan dokter sambil menangis)
“Waktu hidup kinal sudah tak lama
lagi, kita harus mencari donor ginjal yang cocok untuk tubuh kinal” (Ucap sang
dokter)
Dokter
dan ibunya kinal pun keluar dari ruang dokter, ibunya kinal menangis
tersendu-sendu, dan arief pun menghampirinya dan berkata:
“Tante, ada apa dengan kinal?”
“Kinal sakit rif, sakit..” (Sambil
menangis”
“Sakit apa tante?”
“Kinal, sakit gagal ginjal dan harus
segera dioperasi rif.. tapi kita harus mencarikan donor ginjal secepatnya,
karna waktu kinal sudah tak lama lagi rif..”
Bagai tersambar petir disiang bolong,
Arief pun terdiam sejenak dan berkata:
“Biarkan aku yang mendonorkan ginjal
ku untuk kinal”
“Kamu yakin?” (Ucap dokter)
“Iya dok! Saya yakin! Demi sahabatku
kinal!”
Mendengar perkataan Arief, ibunya
kinal pun tak bisa berkata apa-apa, hanya memeluk Arief dan berkata
“Makasih nak, kamu telah berkorban
untuk anak ku” (Ucap ibunya kinal sambil menangis)
“gapapa ko tan, demi sahabatku dari
kecil hehehe”
Setelah beberapa jam dioperasi, Kinal
pun tersadar dari koma nya dan bertanya:
“Aku dimana? Arief mana? Kenapa ada
jarum infusan ditanganku? Bu tolong jawab”
“Kamu dirumah sakit nak, kamu kenapa
gak jujur soal penyakitmu kepada ibu?”
“Aku gak mau ngerepotin keluarga, aku
bisa bertahan ko bu.. lalu arief mana?”
“Arief udah pulang ke asrama sekolah nya dan dia menitip kan surat buat kamu”
“Arief udah pulang ke asrama sekolah nya dan dia menitip kan surat buat kamu”
Kinal membuka surat dari Arief yang
isinya:
“Hai nal, saat kamu baca ini pasti
aku sudah dalam perjalan pulang ke asrama ku, oiya jaga baik-baik ginjal ku
ditubuh kamu ya hehehe maaf aku gak bisa nunggu sampe kamu siuman soalnya aku
ada urusan mendadak disekolahku hehehe, pokok nya cepet sembuhnya sahabatku.
Salam sayang, Arief”
Selang beberapa lama dari kinal
membaca surat dari Arief, dia mendapat kabar kalau mobil yang dikendarai Arief mengalami
kecelakaan dan Arief pun dinyatakan meninggal ditempat kejadian. Hal itu
membuat kinal menangis, manangis dan menangis.. Dia tidak percaya kalau sahabat
yang mendonorkan ginjal nya kepadanya telah pergi meninggalkan dunia untuk
selamanya..
0 comments:
Post a Comment