- Bidadari Tak Bersayap (Inspired by @achanJKT48) - ShareAboutJKT48

124

Berita Terbaru
Sunday, September 1, 2013

Bidadari Tak Bersayap (Inspired by @achanJKT48)

Bidadari Tak Bersayap
Inspired by @achanJKT48 / Ayana Shahab



            3 minggu berlalu setelah libur kenaikan kelas, dan akhirnya aku pun duduk di bangku kelas XI IPA3, sekarang aku pun mendapatkan kelas baru, akan tetapi aku belum mendapatkan teman semeja, setelah kepindahan teman semejaku yg bernama Nabilah aku jadi duduk sendirian. Karena bosan di kelas terus aku pun keluar kelas dan duduk di bangku tepat di depan kelasku, aku pun mulai melihat-lihat di skeliling sekolah terlihat seorang cewek berwajah lugu dengan rambut kucir sebelah kanan menggendong tas bergambar stitch berjalan di dekat kantor guru.

                                                            ***

Singkat cerita bel pun berbunyi “Teng teng teng”. Tanda kelas sudah mulai, aku pun masuk ke dalam kelas, seorang guru pun menyusul masuk ke kelasku dan menyapa para murid. “Selamat pagi anak-anak”, “Pagi Bu…” kata para murid dengan serantak, tak berapa lama kemudian, seorang cewek berwajah lugu dengan menggendong tas bergambar Stitch itu pun masuk ke kelasku. “Wah apa dia murid baru ya?” pikirku. “Sini2” kata guru sambil memanggilnya untuk mendekat, cewek itu pun berjalan menuju meja guru tersebut. “Sekarang perkenalkan namamu.”
“A… Ng.. Hai Semua, perkenalkan namaku Ayana Shahab Atau biasa sering dipanggil Ayana, Aku anak pindahan dari kota Bandung.” “Ooh, Jadi namanya Ayana” Gumamku.
“Ayana, ayo silahkan duduk, hhm… kamu bisa duduk disini.” Kata guru sambil menunjuk kea rah mejaku.
“A… Iya Bu” kata Ayana sedikit gugup. Kebetulan pula meja yg kosong dikelas hanya ada di sampingku,jadi aku bias kenal lebih dekat lagi sama dia nih, hehe.
Ayana pun duduk, dan guru memulai pelajaran. Selama perlajaran aku dan Ayana belum sempat berbicara, entah karena dia serius belajar, entah karena akunya yg malu untuk menyapanya duluan. Tak terasa bel istirahat pun berpunyi, semua siswa pun keluar dari kelas dan hanya tinggal aku dan Ayana yg ada di dalam. Pada saat inilah aku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya. Dengan malu2 aku pun menyapanya.
“Hmm… Hai” Kataku sambil menyodorkan tangan untuk berkenalan. “Ooh, Iya Hai” kata Ayana sedikit kaget. “N… Namaku Rahmad Fahreza Kamu bias panggil aku Reza”kataku dengan gugup. “Iya aku Ayana” kata Ayana sambil tersenyum kpdku.
“Hm… Kamu gak ke kantin Ay? Bolehkan aku panggil kata dgn sbtan Ay?”
“Oh. Iya gapapa kok, nggak aku bawa bekal nih dari rumah”kata Ayana sambil memperlihatkan bekalnya yg berisi 2 potong sandwidch.
Tak berapa lama bel masuk pun berbunyi. “Cepat sekali masuknya” Pikirku. Guru pun masuk dan menerangkan pelajaran.

                                                                        ***

Singkat cerita bel pulang pun berbunyi aku pun segera keluar kelas dan pulang kerumah. Akan tetapi aku melihat Ayana yg sedikit bingung di depan gerbang sekolah. Aku malu untuk menemuinya, tapi entah kekuatan apa yg mendorongku untuk melangkah ke arahnya. “ Umm, Ayana lagi ngapai kamu sendirian disini?”
“Iya, itu aku mau pulang, tapi aku gatau jalan”
“Loh kok ga minta di jemput?”
“Umm.. Itu hp aku ketinggalan tadi di rumah”
“Oh. Iya diakan baru pindah kesini, dan gatau jalan pulang” kataku dalam hati.
“Ini pake hpku aja buat nelpon orang tua kamu”sambil memberikan hpku kepadanya
“Bolehkah? Makasih”Sambil tersenyum ke arahku.
Badanku bergetar kencang seolah aku tak percaya bias mendapat senyuman dari gadis manis seperti Ayana. “Ini terima kasih ya Reza”.
“Eeh, iya sama-sama” aku pun balik tersenyum padanya.
            Sambil menunggu Ayana dijemput oleh jemputannya aku pun berbincang2 dengannya sampai sebuah Avanza putih pun berhenti menghampiri kami berdua. “itu jemputanku, makasih ya za, udah mau nemenin aku, bye sampai ketemu besok” Ayana pun berjalan ke arah mobil itu sambil tersenyum kpdku. Mobil ayana pun berlalu, aku pun pulang kerumah, kebetulan rumahku tidak begitu jauh dari sekolah hanya sekitar 200m saja. Setelah samapi dirumah aku pun duduk sambil membayangkan kejadian tadi di depan gerbang sekolah bersama Ayana. Dan baru keinget kalo aku lupa minta nomernya. “Aduh aku lupa lagi minta nomer hpnya. Bego amat sih aku kapan lagi kejadian seperti ini terulang coba, aahh…” kkarena aku terlalu grogi sampai2 aku lupa meminta nomer hpnya. Hingga lagu Hitomi ni Jyuunin pun menyadarkanku. “siapa sih ini ganggu orang lagi santai aja”
“Halo?”
“Iya halo ini Reza ya?” terdengar suara yg sangat lembut, ga slah lagi ini pasti Ayana.
“Iya, ini Reza, ini siapa ya?”
“Ini Ayana, umm, itu aku mau Tanya roster pelajaran besok apa ya? Aku lupa nyatatnya tadi”
“Oh itu, Matematika,IPA,IPS,Sama B. inggris”
“Umm, makasih yaa”
“Oke sama2, eeh ngomong ini nomer kamu ya?”
“Iya ini nomer aku, kenapa ya?”
“Oh, ngga gapapa”
“Oke deh kalo gitu skali lagi makasih ya”
“Okeh siip”
Beeeeeeeeep, panggilan berakhir. “Yeess ternyata aku gaperlu minta nomernya, eh malah dia yg nelpon aku dluan”
Keesokan harinya…
“Reza bangun dong bangun…”
“kakak udah terlambat nih,cepat mandi sana nnti kakak tinggal kamu”kata kakakku sambil mengetuk keras pintu kamarku.
“Iya2 kakakku yg cerewet, udah kesiangan aduh. Sialan”Gumamku
“Kita pergi mah”
“Iya hati2 ya”
            Sampai di sekolah bel pun berbunyi.. “Teeeeeet” tanda kelas sudah masuk, akan tetapi aku pun belum melihat Ayana. Guru pun masuk dan mulai menerangkan pelajaran namun apa yg di terangkan guru aku abaikan begitu saja karena aku terlalu khawatir karena Ayana belum kunjung dating, setelah aak lama guru menerangkan pelajaran, terdengar suara ketukan pintu, dan tak lama membuka pintu, “permisi pak saya terlambat”
“kenapa kamu terlambat?” Tanya pak Hamid
“itu pak, saya kesiangan bangunnya”
“yasudah, duduk sana, tapi ingat besok jangan terlambat lagi”
“iya pak” kata Ayana sambil menundukkan kepala dan bejalan ke mejanya.
Setelah ayana duduk di bangkunya, aku pun mengajaknya berbicara. “Ayana, kenapa kamu terlambat tadi?” tanyaku sok akrab
“Umm, itu tadi aku kesiangan bangunnya”
“emangnya gadak yg bangunnin ya?”
“ada alarm, tapi karena aku masih ngantuk jadi aku matiin deh alarmnya”
“habis alarmnya di matiin, kamu pun tidur lagi yakan? Hehe”
“Eh, iya kok kamu tau sih za?”
“ya gitudeh”.
            Karena terlalu asik mengobrol di kelas pak Hamid pun menghukum kami berdua, dan dia menyuruh kami berdiri tepat di depan kelas selama mata pelajaran yg ia ajar dikelasku. Setelah sekitar 10 menit berdiri aku pun mulai merasa haus.
“Ay, tunggu sebentar ya?”
“Eh kamu mau kemana” kata Ayana sedikit heran.
Setelah melihat situasi yg sudah cukup aman, aku pun pergi ke kantin dan membeli minuman. “Umm, ni Ay minumannya” sambil memberikan sebotol minuman isotonic
“Seger ga?” kataku sambil meliriknya.
“Eh, iya, seger nih”.
Dan tak sengaja Toni teman kelas sebelah pun lewat. “Cieeeh, yg minum berduaan itu yah, asiik banget, haha” ejek Toni.
“Apaan sih lu Ton, Ganggu aja lah”
Seketika wajah Ayana pun memeran dan terlihat malu. Setelah kejadian itu hari demi hari aku pun semakin akrab dengannya.
            Tak terasa sudah hamper 1 tahun aku mengenalnya, dan pada saat inilah aku mulai beranu mengajak Ayana jalan, Pada malam itu aku mengajak Ayana berjalan2 di sebuah taman yg ga terlalu jauh dari ruman Ayana, dan kebetulan pula hari itu adalah hari ulang tahunnya yg ke 17 yg jatuh pada tanggal 3 JUNI.
“Umm maaf ya Ay, aku Cuma bias ngajakin kamu jalan kesini” Ucapku
“Iya gapapa kok”
“Hmmm, mending kita cari tempat duduk yuk” bujukku dengan reflex memegang tangan Ayana. “Nah disini adem nih, tunggu sebentar ya, ada yg mau aku kasih nih kekamu”
“Apaan?” Tanya Ayana heran.
“Nah ini dia” sambil memberikan sebuah boneka Stitch dari dalam tasku. “Happy birthday ya Ayana, semoga makin pinter, makin lucu, dan makin2 ya sayang”. Spontanku berkata begitu.
“Iya makasih ya Za, makasih banget buat bonekanya, init uh boneka tokoh kartun yg paling aku suka loh” katanya sambil mencubit pipiku.
            Di malam itu mungkin malam terbaik bagi kami berdua karena kapan lagi aku bias mengajak gadis lucu dan imut seperti Ayana, jalan2. “Hati2 ya Reza di jalan pulangnya”
“Iya iya, Ayana bawel” sambilku mencubit pipinya yg tembem. “Aku pulang dulu ya Ayana dahh”.
“dadaaah” Ayana pun melambaikan tangannya.
            Dimalam yg panjang itu setalah puas menghabiskan malam aku  menghantarkan Ayana pulang kerumahnya.Dan usai itu aku pun pulang untuk segera tidur.
6 hari berikutnya tepatnya pada hari sabtu dan kebetulan itu ada acara perpisahan untuk murid kelas XII di sekolah. Aku pun bergegas pergi ke sekolah karena ini bakalan jadi hari yg special. Karena aku mau kasih sesuatu buat Ayana.Tapi setelah sekian lama menunggu Ayana pun belum datang juga padahal pada saat itu acara sudah dimulai, dan aku pun mulai bertanya kpd Cindy teman sekelasku.
“Cin, liat Ayana ga?” tanyaku khawatir.
“Ga ada liat tuh”
“Ciyus Cin?”
“Iya enelan loh Eza” kata Cindy dengan centilnya.
“Ah, daripada khawatir begini, mending aku susul aja Ayana kerumahnya” kataku dalam hati sambil meninggalkan acara tersebut.
            Aku pun bergegas menstater motor yg kubawa dan aku pun pergi kerumah Ayana, dengan perasaan yg begitu khawatir aku pun memencet bel rumah Ayana, dan tak lama kemudian Ayana pun keluar da ri rumahnya.
“Ayana kamu kok ga dating kesekolah?”
“A… itu, sebenarnya aku” Ayana sedikit gugup dan tiba2 Ayana pun memelukku dan mengatakan.
“Za, maaf ya aku ga beritahu ke kamu dulu kalo aku mau pindah ke Jepang, jadi maaf aku gabisa istirahat bareng kamu, jalan bareng kamu, pokoknya semua hal  yg udah kita lewatin bersama selama aku kenal sama kamu, jadi maaf banget ya Za” air mata pun perlahan mulai membasahi pipi Ayana.
“Ay, gausah sedih” aku pun menyeka air mata Ayana dan memegang kedua tangannya. “Disana nanti kamu bakalan bahagia kok gausah sedihlah, mungkin dilain waktu kita bisa ketemu lagi, jalan bareng lagi kayak kemaren, dan jangan pernah merasa sepi karena hatikukan selalu menemanimu, karena kamu adalah Bidadariku yg Tak Bersayap. Hmm, ini Cuma ini yg bisa aku kasih ke kamu buat kenang2an” aku pun memasangkan kalung yg berbentuk hati yg di dalamnya berisi foto kami berdua.
“Ayana ayo cepat masukkan barang2nya ke mobil udah mau berangkat nih” terdengar suara yg lantang dari dalam mobil, dan ternyata itu suara Papanya Ayana.
“Terima kasih Za udah mau jadi sahabat terbaik ku selama aku disini, Aku Sayang Kamu” kata Ayana sambil mencium pipiku dan berlari kearah mobilnya.
Kenangan ini sulit untuk dilupakan, karena kamu telah membuat hariku penuh warna.

Kau BIDADARIku yang TAK BERSAYAP

Fanfict by :: @Maxim_1703

Jika ada kesamaan cerita, alur, latar belakang, maupun tokoh. Mohon maaf. :)
Share Button

1 comments:

  1. jiahhh alah ketularan typonya ayana tuh bisa jadi bias, agak jadi aak, sampai jadi samapi, trus ceritanya hampir sama kayak yang lain MENSTARTER MOTOR.. tapi salut deh (h)

    ReplyDelete

[MV] JKT48 - GINGHAM Check !